CINTA DAN KEHENDAK
Di
sebuah desa hiduplah seorang gadis cantik dari keluarga yang sangat kaya raya
dan memiliki kekuasaan, sehingga tidak ada pemuda yang berani menaruh hati
kepadanya.
Babak
1
Pada
suatu malam gadis itu duduk melamun sambil berkata
Gadis : Oh tuhan. Engkau menciptakan segala sesuatu
secara berpasang-pasangan, siang dengan adanya matahari dan malam dengan adanya
rembulan yang dikelilingi bintang berkilauan, akan tetapi, kenapa aku masih
sendiri ? pasti engkau merencanakan yang terbaik untuk ku.
Tidak
lama kemudian sang ibu datang menghampiri
(Dialog)
Ibu : (bertanya seraya memegang tangan puterinya).
Ada gerangan apakah gadis semanis ini duduk sendirian.
Gadis : Tidak ada apa-apa ibu.
Ibu : Lantas kenapa kau terlihat sedih ?
Gadis : Ibu terlalu risau, aku tidak sedih ibu.
Ibu : Syukurlah, ibu pikir kamu mempunyai
masalah.
Gadis : Aku
baik-baik saja ibu. Oh iya, apakah besok pagi aku bisa pergi kepasar, aku bosan
dirumah terus.
Ibu :
Tentu saja anak ku, asalkan ditemani dayang.
Gadis : Terimakasih banyak ibu.
Tidak
lama kemudian ayah datang menghampiri
(Dialog)
Ayah : Wah, wah, wah. Sedang apa kedua bidadariku
disini, ada apa dengan gadis kita bu.
Ibu : Tidak ada apa-apa yah.
Ayah : Inikan sudah malam, waktunya putri ayah
untuk tidur.
(Ayah
memanggil dayang, dan dayang datang menghampiri)
(Dialog)
Ayah : Antar
gadis ke kamarnya !
Dayang : Iya tuan.
(Dayang dan gadis pergi meninggalkan tempat)
Ayah dan ibu membicarakan sesuatu
(Dialog)
Ibu :
Ayah, sepertinya putri kita sudah waktunya untuk menikah.
Ayah : Ayah
rasa begitu, tetapi siapakah yang kira-kira cocok dengan gadis ?
Ibu :
Tentu, orang yang setara dengan kita.
Ayah : Apa
ibu yakin dengan hal itu ?
Ibu : Ibu
yakin, karena dengan hidup mewah putri kita tidak akan pernah merasa sedih.
Ayah :
Baiklah bu, ayah akan pikirkan cara mencarikan jodoh untuk putri kita, kalau
begitu mari kita tidur, karena ini sudah larut malam.
(Ibu dan Ayah pergi)
Babak 2
Pagi hari gadis dan dayang pergi menuju pasar
(Dialog)
Dayang : Apakah
kita tidak minta ijin tuan dan nyonya, kalau kita pergi kepasar ?
Gadis : Tidak
perlu dayang.
(Seorang pemuda berlari dari belakang dan menabrak
gadis)
(mereka berdua bertatapan)
(Dialog)
Dayang : [marah]
Hey. Apakah kamu tidak punya mata ? main tabrak saja.
Pemuda :
(melepaskan tangannya dan lari meninggalkan tempat)
Dayang :
[marah] Dasar pemuda tidak tahu diri.
Gadis :
Sudahlah dayang, aku tidak apa-apa.
Dayang : Yakin
tidak apa-apa ?
Gadis : Iya.
Ayo kita kembali saja ke rumah
(Gadis dan dayang pergi)
Babak 3
Suatu malam di tempat pemuda
(Dialog)
Ibu pemuda :
Aduh anak ibu, sedang melamuni apa nih ?
Pemuda :
Eh ibu. Bu, tadi sewaktu di jalan aku bertemu dengan seorang gadis, cantik sekali.
Ibu pemuda :
Anak ibu sedang dilanda badai asmara rupanya, siapakah gadis yang membuat mu seperti ini?
Pemuda :
Aku sendiri tidak tahu namanya, sepertinya dia dari keluarga yang kaya raya
itu.
Ibu pemuda :
Apa. Kamu jangan mendekati dia lagi ibu tidak mau kamu bertemu dengannya, dan lupakan saja dia.
(Ibu pergi)
Pemuda :
Ibu tunggu.
(Pemuda pergi)
Babak 4
Di tempat gadis
(Dialog)
Gadis : [Hmmm]
dayang, pemuda tadi, aku tidak bisa melupakan dia, aku seperti jatuh cinta dayang.
Dayang : Tapi
kalau sampai tuan dan nyonya tahu bisa gawat.
Gadis : Makanya,
jangan katakan pada ibu dan dan ayah, tolong dayang.
(dayang mengiyakan)
(Ayah dan ibu datang)
(Dialog)
Ayah :
Putri ku, ayah dan ibu sudah memikirkan tentang pendamping mu, ayah akan
mengadakan sebuah sayembara untuk menemukan pendamping hidup mu, anak ku.
Gadis : [Perasaan
sedih] tapi ayah aku tidak mau ayah, karena… [gadis terdiam]
Ibu :
Karena apa, katakanalah kepada ibu.
Gadis :
Tidak ada ibu, maaf (Gadis pergi)
Ibu :
Gadis. (Ibu menyuruh dayang menemani gadis)
Ibu :
Ayah, Bagaimana ini ?
Ayah : Ayah
akan tetap melakukannya, setuju atau tidak, ini demi putri kita juga.
(Ayah memanggil dayang 2)
Ayah :
Dayang 2. Kemari !
Dayang 2 : Ada
apa tuan ?
Ayah :
Sebarkankan berita keseluruh pemuda yang kaya raya di negeri ini tentang adanya
sayembara untuk mencari calon pendamping gadis. Cepat laksanakan.
Dayang 2 : Baik
tuan saya izin pamit.
(Dayang 2 pergi)
Ayah : Bu.
Sekarang kita persiapkan semuanya.
Ibu :
Baik yah.
(Ayah dan Ibu pergi)
Babak 5
(Penyebaran undangan Dayang 2 dan Peserta 1)
Peserta 1 sedang berjala-jalan dan dihadang dayang 2
Dayang 2 : Maaf
sudah mengganggu perjalanan anda, saya hanya ingin memberikan ini.
Peserta 1 :
Apakah ini ?
Dayang 2 : Anda
baca saja sendiri, saya mohon pamit.
(Dayang 2 pergi)
Peserta 1 :
Siapa dia, pergi begitu saja. Ini adalah undangan untuk sayembara. Wah, cantik sekali gadis ini, aku harus mengikuti
sayembara itu.
(Peserta 1 pergi)
Babak 6
(Penyebaran undangan Dayang 2 dan Peserta 2)
Peserta 2 sedang berjalan-jalan dan duduk santai.
(Dialog)
Dayang 2 :
Maaf, apakah anda putera orang terkaya di daerah sini?
Peserta 2 :
tentu saja, kamu ini siapa?
Dayang 2 : Aku
hanya ingin mengantarkan undangan ini.
Peserta 2 :
Undangan sayembara. wah cantiknya gadis ini.
Dayang 2 :
Kalau begitu saya permisi.
(Dayang 2 pergi) … (Peserta 2 pergi)
Babak 7
(Pemuda datang dan menunggu gadis)
Di perjalanan gadis dan dayang tak sengaja bertemu
dengan pemuda itu
(Dialog)
Pemuda :
Akhirnya kau datang juga, gadis.
Gadis :
Dayang tunggu sebentar ya.
(Gadis menuju kehadapan pemuda)
Gadis :
Maafkan aku, mungkin ini terdengar lucu, tapi aku gak bisa menahan perasaan ini
kalau aku suka padamu.
Pemuda :
(Berjalan sedikit menjauh dari gadis)
Pemuda : Aku
juga merasakan hal yang sama, kalau begitu aku akan menemui orang tua mu.
Gadis :
Jangan. Aku hanya menyampaikan perasaan ku saja.
Dayang : Kita
harus cepat pulang.
Gadis :
(Pergi menjauh)
Gadis : Besok
ada sayembara, dan ini adalah terakhir kali kita bertemu, selamat tinggal.
Pemuda : Aku
akan mengikuti sayembara itu, karena aku mencintaimu.
(Pemuda pergi)
Babak 8
Di rumah pemuda
Pemuda :
Ibu… Ibu… Ibu…
Ibu pemuda :
(datang) Ada apa anaku ?
Pemuda :
Aku meminta doa restu mu untuk meminang gadis.
Ibu Pemuda :
Tidak akan. Kita bukan siapa-siapa.
Pemuda :
Ibu jangan khawatir, cinta itu tidak memandang drajat, aku yakin akan hal itu.
Ibu pemuda : Baiklah anak ku pergilah [memalingkan wajah]
Pemuda :
Terimakasih ibu.
(Pemuda pergi) … (Ibu pemuda pergi)
Babak 9
Di rumah gadis
(Ayah dan ibu datang)
(Dialog)
Ayah : Sudah
3 hari sayembara ini berlangsung, dan ini lah saatnya.
(Ayah memanggil dayang 1 dan dayang 2)
Ayah : dayang
2, bawa peserta yang masih bertahan ke hadapan ku !
Dayang 2 : Baik tuan. (pergi)
(Peserta 1 dan peserta 2 datang bersama dengan
dayang 2)
(Dialog)
Ayah :
Selamat atas keberhasilan kalian, dari 100 orang peserta sayembara, kalian
berdualah yang bisa bertahan, akan tetapi hanya satu
diantara kalian yang akan menjadi menantuku, dengan mengikuti satu test lagi.
(Ayah menyuruh dayang 2 untuk mengambil soal test)
Ayah : Dayang
2, ambilkan testnya.
[Peserta 1 dan peserta 2 kaget]
(Dialog)
Peserta 1 : Inikan soal bahasa Indonesia, yang benar saja.
Peserta 2 : Dari sekian banyak test tidak ada satupun test yang berkelahi.
Ayah :
Kami adalah keluarga yang cinta damai, sehingga kekerasan DI TIADAKAN.
jadi
kerjakan saja.
(Peserta 1 dan peserta 2 memulai test)
Setelah menunggu peserta 1 dan peserta 2
menyelesaikan testnya, di umumkanlah pemenangnya.
(Dialog)
Dayang 2 :
(mengambil jawaban test dan memberikannya kepada ayah)
Ayah :
Baiklah dari hasil test ini, maka yang berhak menjadi menantuku dan mendampingi
puteriku adalah PESERTA 1.
(Ibu menyuruh dayang untuk memanggil
gadis)
Ibu :
Dayang, tolong bawa gadis kemari !
(dayang pergi untuk membawa gadis
menghadap)
Gadis :
[Perasaan sedih]
Ayah :
Anakku, ini adalah calon pendampingmu.
Ibu :
Akhirnya, ibu dan ayah bisa melihatmu menikah.
(Pemuda datang dan berteriak)
Pemuda :
Hentiakn… mohon maaf apabila aku lancang kemari.
Ayah :
Kamu siapa ?
Pemuda :
Aku adalah pemuda yang akan membebaskan gadis dari kehendak anda yang
memaksa dia untuk menikah bukan karena cinta.
Ayah :
Apa maksud mu anak muda ?
Pemuda :
Gadis, tentukan pilihan mu, mau memilih hidup dengan ku karena cinta, atau
memilih dia
karena kehendak dari orang tuamu.
Gadis : [berfikir] Maaf kan aku ayah,
ibu.
(Gadis menuju pemuda, dan mereka berdua
pergi)
Ayah :
Kau bukan lagi anakku.
Ibu :
Ayah, sabar…
Peserta 2 : Bagaimana ini tuan, kalau begitu aku minta dayang mu saja.
(Peserta 2 dan dayang pergi)
Peserta 1 : Aku minta dayang mu juga, tuan.
(Peserta 1 dan dayang 2 pergi)
Ibu :
Yah, kita kejar anak kita, yah.
Ayah :
Ayo bu, kita kejar.
(Ayah dan ibu pergi)
…
SEKIAN
DAN TERIMAKASIH
PROPERTI
1. KOSTUM
MENYESUAIKAN KARAKTER
2. KERTAS
HVS SEBAGAI SOAL TEST
3. BOLPOINT
4. AMPLOP
SEBAGAI UNDANGAN
SYARAT
1. VOCAL
MENYESUAIKAN KARAKTER
2. EKSPRESI
MENYESUAKAN KARAKTER
3. JANGAN
MEMBELAKANGI PENONTON
TOKOH
1. AYAH =
2. IBU =
3. DAYANG =
4. DAYANG
2 =
5. PEMUDA =
6. IBU
PEMUDA =
7. PESERTA
1 =
8. PESERTA
2 =