Diary Castle Online

Diary Castle Online
Development of Diary Castle

Development of DCO

Diary Castle Online (DCO) adalah pengembangan dari Diary Castle. DCO merupakan suasana baru menuju pengembangan yang lebih baik.

6 Apr 2014

Evolusi Tumbuhan



A.    LATAR BELAKANG
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.
      Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

B.     PERMASALAHAN
1.      Bagaimana teori tentang evolusi tumbuhan ?
2.      Bagaimana peristiwa asal evolusi tumbuhan ?


C.    KAJIAN TEORITIK
Tumbuhan adalah eukariota multiseluler yang bersifat autotrof fotosintetik. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, dan tumbuhan menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk pati. Akan tetapi, karakteristik yang sama juga dimiliki oleh alga. Bahkan tumbuhan memiliki lebih bannyak karakteristik yang sama dengan kerabat terdekat tumbuhan dari kelompok alga yaitu alga hijau.
Namun demikian, tumbuhan dapat dibedakan dengan alga multiseluler. Tumbuhan hampir semuanya merupakan organisme daratan, meskipun beberapa tumbuhan, seperti teratai, telah kembali secara sekunder ke air selama evolusinya. Hidup di darat menimbulkan permasalahn yang sangat berbeda dibandingkan dengan hidup di air, dan kumpulan adaptasi structural, kimiawi, dan reproduksi terhadap kehidupan darat inilah yang membedakan tumbuhan dari alga.
Tubuh tumbuhan yang kompleks menunjukkan derajat spesialisasi struktural yang beranekaragam pada organ-organ yang berada di bawah tanah, yaitu akar, dan di atas permukaan tanah-tunas yang akan menjadi daun. Pada sebagian besar tumbuhan, pada daun terdapat pori mikroskopik (stomata) yang berperan sebagai tempat pertukaran karbondioksida dan oksigen. Adaptasi darat struktur tumbuhan dilengkapi dengan adaptasi kimiawi seperti lapisan lilin pada daun yang berfungsi sebagai pelindung.
Menurut Campbell dkk (2003), berdasarkan catatan fosil yang ada, sejarah adaptasi daratan oleh tumbuhan terdapat empat periode utama evolusi tumbuhan. Periode tersebut merupakan radiasi adaptif yang mengikuti evolusi struktur bagi peluang kehidupan di darat. Keempat periode adalah sebagai berikut:
  1.  Periode pertama, evolusi dihubungkan dengan asal mula tumbuhan dari nenek moyang akuatik, selama masa Ordovisium pada zaman Paleozoikum, sekitar 475 juta tahun silam. Adapasi tersebut memungkinkan tumbuhan yang dikenal sebagai briofita, termasuk lumut. Sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan vaskuler, namun beberapa briofita memiliki pembuluh pengangkut air.
  2. Periode kedua, diversifikasi tumbuhan vaskuler selama masa Devon awal, sekitar 400 juta tahun silam. Di mana tumbuhan vaskuler pertama tidak memiliki biji, dan keadaan ini masih ditemukan pada paku-pakuan.
  3. Periode ketiga, dimulai dengan kemunculan biji, yaitu struktur yang mempercepat kolonisasi daratan dengan cara melindungi embrio tumbuhan dari kekeringan dan ancaman lainnya. Tumbuhan vaskuler biji pertama  muncul sekitar 360 juta tahun silam, dekat dengan masa Devon. Tumbuhan berbiji awal, bijinya tidak terbungkus dalam ruang khusus, seperti pada berbagai jenis gymnospermae termasuk conifer seperti pinus dan tumbuhan konus. Tumbuhan ini hidup bersama tumbuhan lainnya mendominasi bentang alam selama lebih dari 200 juta tahun.
  4. Periode keempat, munculnya tumbuhan berbunga selama awal masa Krestaseus pada zaman Mesozoikum, sekitar 130 juta tahun silam. Bunga merupakan struktur reproduksi kompleks yang mengandung biji di dalam ruang yang terlindungi (ovarium). Mayoritas tumbuhan modern saat ini menghasilkan bunga atau angiospermae.
1.    Karofita
Selama beberapa dekade ahli sistematik telah mengakui bahwa alga hijau protista fotosintetik yang paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan. Terdapat keanekaragaman yang sangat besar pada alga hijau, sehingga penelitian terbaru menfokuskan pada kelompok organisme akuatik yang merupakan kerabat alga terdekat bagi kingdom tumbuhan. Sekarang banyak sekali bukti yang mengarah pada alga hijau yang disebut karofita. Dengan membandingkan ultrastruktur sel, biokimia dan informasi hereditas (DNA dan RNA serta produk proteinnya) para peneliti telah menemukan homologi antara karofita dan tumbuhan diantaranya, yaitu a) kloroplas yang homolog, b) kemiripan biokomiawi, c) kemiripan dalam mekanisme mitosis dan sitokinesis, d) kemiripan dalam ultrastruktur sperma, dan e) hubungan genetik.
Banyak spesies karofita modern ditemukan di perairan yang dangkal di sekitar kolam dan danau. Sejumlah karofita kuno yang hidup pada sekitar saat daratan pertama kali dihuni, kemungkinan telah menempati habitat dangkal yang dapat mengalami kekeringan. Seleksi alam telah memungkinkan karofita beradaptasi dengan melindungi gamet dan embrio pada gametangia.

 2. Briofita
Briofita menunjukkan adaptasi penting yang pertama kali membuat perpindahan ke daratan menjadi mungkin. Karakteristik yang dimilik briofita  di mana gamet berkembang dalam gametangia, pembuahan sel telur dan embrio yang berkembang dalam organ betina. Dengan kondisi ini, briofita tidak sepenuhnya terbebaskan dari habitat perairan nenek moyangnya. Oleh karena, briofita memerlukan air untuk bereproduksi (sperma memiliki flagel untuk berenang ke sel telur).
Sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan pembuluh angkut, sehingga terjadi proses imbibisi dalam mengambil air dan proses difusi dalam penyebaran air ke seluruh tubuhnya lambat. Briofita tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin yang menyokong tumbuhan tinggi di daratan. Merskipun dapat merentang secara horizontal di atas permukaan tanah, briofita selalu menempati profil yang rendah. Sebagian besar tingginya hanya 1-2 cm, dan yang paling besarpun kurang dari 20 cm. Terdapat tiga divisi pada briofita yaitu lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.

 3. Tumbuhan vaskuler tak berbiji
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa adaptasi briofita terhadap kehidupan darat meliputi gametangia, embrio, dan spora berdinding sporollenin. Stomata juga dievolusikan pada briofita dan beberapa briofita memiliki kutikula yang mirip dengan kutikula tumbuhan vaskuler. Tumbuhan memiliki asal usul dari monofiletik dari alga hijau. Tumbuhan vaskuler menambahkan adaptasi baru terhadap kehidupan darat pada adapatasi yang telah berkembang sebelumnya pada briofita.
Tubuh sebagian besar tumbuhan vaskuler berdiferensiasi menjadi system akar di bawah permukaan tanah, yang menyerap air dan mineral dan system tunas batang dan daun di atas pemukaan tanah, tempat fotosintesis berlangsung. Kedua jaringan penghantar system pembuluh disebut xylem dan floem. Adaptasi darat penting yang lain adalah lignin yang tertanam keas dalam matriks selulosa dinding sel yang memberikan sokongan mekanis.
Fosil tumbuhan vaskuler yang tertua adalah Cooksonia, yang jika dibandingkan dengan briofita hanya memperlihatkan dua perubahan penting. Pertama, sporofit merupakan tahap dominan pada tumbuhan vaskuler awal, sedangkan gametofit tahapan dominan pada briofita. Kedua, sporofit pada Cooksonia bercabang dan menyebabkan meningkatnya jumlah sporangia dan spora yang dapat dihasilkan. Tiga divisi dalam tumbuhan vaskuler tak berbiji adalah likofita, ekor kuda, dan pakis.

4.   Gymnospermae
Gymnospermae kemungkinan merupakan keturunan dari progymnosperma yang pada mulanya tumbuhan tak berbiji. Akan tetapi pada akhir masa Devon, biji telah dievolusikan. Evolusi biji dikaitkan dengan megasporangium di mana pada tumbuhan berbiji bukanlah suatu ruangan, akan tetapi sebaliknya merupakan struktur berdaging padat yang disebut nusellus. Pada tumbuhan berbiji, keseluruhan struktur integumen, megasporangium, dan megaspore membentuk ovul yang disebut bakal biji. Di dalam bakal biji tersebut, gametofit betina berkembang di dalam dinding megaspore dan disuplai makanan oleh nusellus. Jika tejadi pembuahan, maka zigot akan berkembang menjadi embrio sporofit dan disebut biji. Ketika biji lepas dari integument, biji dapat dorman sampai pada kondisi yang memungkinkan biji berkecambah.
Dalam sejarah kehidupan, pembentukan superkonteinen Pangea pada masa premium, telah menimbulkan perubahan dramatis pada flora dan fauna. Banyak yang menghilang, dan banyak yang muncul sebagai pengganti. Perubahan dominasi pun terjadi  baik di lautan maupun di daratan. Seperti likofit, paku ekor kuda dan pakis digantikan oleh gymnospermae yang lebih cocok dengan iklim kering. Sampai saat ini terdapat empat divisi gymnospermae yang tetap bertahan hidup yaitu sikad, ginkgo, gnetofit, dan konifer.

5.    Angiospermae
Saat ini angiospermae merupakan tumbuhan yang paling beraneka ragam dan tersebar luas. Saat ini dikenal 250.000 spesies angiospermae, dan ditempatkan dalam divisi tunggal yaitu Anthophyta. Anthophyta terdiri atas dua kelas yaitu monokotiledon dan dikotiledon.
Selama masa evolusi angiospermae, xilem merupakan bagian yang lebih terspesialisasi. Xilem diduga berkembang dari sel-sel trakeid yang pada gymnospermae berperan menghantarkan air. Pada angiospermae, sel trakeid berkembang menjadi sel-sel yang lebih pendek, dan lebih luas yang disebut unsur pembuluh. Unsur pembuluh membentuk saluran yang bersambung yang lebih terspesialisasi. Xilem diperkuat dengan serat (fiber) yang juga berkembang dari trakeid.
Selain spesialisasi xilem, faktor terbesar perkembangan angiospermae adalah evolusi bunga. Bunga memiliki tingkat efisiensi reproduksi yang sangat tinggi pada tumbuhan. Bunga adalah tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun yang termodifikasi menjadi kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Kemunculan radiasi tumbuhan berbunga, menyebabkan bentang alam bumi berubah secara dramatis. Nenek moyang angiospermae masih belum dipastikan, tetapi hasil analisis kladistik pada ciri homolog menunjukkan gimnospermae dari divisi Gnetophyta sebagai kerabat paling dekat dengan angiospermae. Fosil tertua angiospermae ditemukan pada batuan awal masa Kretaseus yang berusia sekitar 130 juta tahun.
D.      PEMBAHASAN
Walaupun mengenai evolusi tumbuhan tidak ada bukti fosil secara langsung, tetapi diduga dimulai pada periode Pra Kambrium sebelum era Paleozoic, saat laut bertemu daratan alga hijau telah mengembangkan ciri-ciri yang memungkinkan bertahan hidup dalam periode kekeringsn ysng sebentar-sebentar. Pada akhir Silur keturunan yang mampu hidup ditanah gersang telah muncul dan mulai menempati lingkungan yang baru, kelompok itu yang disebut sebagai tumbuhan dengan syarat, yaitu:
1.      Mengandung klorofil a dan b.
2.      Kekurangan daya gerak/ daya berpindah tempat dengan cara pengkerutan serabutnya.
3.      Mempunyai tubuh yang tersusun dari banyak sel yang berlainan untuk membentuk jaringan dan organ.
4.      Mempunyai organ seks yang tersusun dari banyak sel tambahan.
5.      Menghasilkan keturunan yang disebut embrio yang berkembang sebagian dan dilindungi serta diberi makan untuk masa tertentu dalam tubuh induknya.
6.      Dengan syarat tersebut, Ernest Haeckel menempatkan ALGA (kecuali Cyanophyta) ke dalam dunia Protista, karena Alga tidak mempunyai persyaratan 4 dan 5.
7.      Ahli botani membagi dunia Tumbuhan ke dalam 2 devisi yaitu Bryophyta dan Tracheophyta.

1.      Devisi Bryophyta
Bryophyta merupakan moyang tumbuhan berpembuluh, merupakan bentuk peralihan dari Algae dan tumbuhan berpembuluh dengan alasan:
         Strukturnya sederhana
         Tidak mempunyai jaringan pembuluh
         Hidup di tempat basah
         Tetapi berdasar catatan fosil, hal tersebut tidak benar, karena tidak ada fosil Bryophyta ditemukan dalam batuan yang terbentuk sebelum periode Devon, padahal tumbuhan berpembuluh sudah ada sejak Silur
2.      Devisi Tracheophyta
Meskipun anatomi tumbuhan yang pertama tidak diketahui benar, fosil-fosil yang terawal menunjukkan bahwa organisme Tracheophyta telah mengembangkan sistem pembuluh untuk pengengkutan air dan makanan ke seluruh tumbuhan.
Menjelang akhir periode Devon muncul 4 kelompok yang berbeda, masing-masing telah meninggalkan beberapa keturunan sampai sekarang, yaitu kelompok subdevisi Psilophyta, Lycophyta, Spenophyta dan Pterophyta.

Keturunannya yang hidup berjumlah ± 260.000 spesies

a.      Sub Devisi Psilopsida
Psilopsida tidak memepunyai akar dan daun (batang di bawah tanah berupa rhizoma dan rimpang) dan batang tegak di atas tanah, masing-masing mempunyai xilem dan floem. Empat species yang hidup di masa kini mirip Psilopsida fosil.
Contoh: Psilopsida purba, hanya mempunyai 1 macam spora
Psilotum nodum, merupakan Psilopsida sejati

b.      Subdevisi Lycopsida
Lycopsida merupakan lumut gada ± 1000 spesies Lycopsida sekarang masih ada. Genus Selaginella dan Lycopodium umum terdapat di Amerika utara Lycopodium biasa disebut pinus tanah. Fosil species bisa mencapai tinggi 3 meter, yang hidup selama periode Missisipi dan Pensylvania dan sisa-sisanya membantu pembentukan endapan batubara. Sebagian besar batubara yang ada di dunia terbentuk pada periode tersebut, maka periode Missisipi dan Pensylvania disebut sebagai periode Karbon.

c.       Subdevisi Sphenopsida
            Tumbuhan anggota subdevisi ini disebut ekor kuda “scuring rushes” (bahan penggosok). Hanya ada 1 genus Sphenopsida yaitu Equisetum yang terdiri atas 25 species yang bertahan hidup sampai sekarang. Sphenopsida turut andil dalam pembentukan batubara.

d.      Subdevisi Pteropsida
            Pteropsida merupakan paku yang hidup pertama pada periode Devon. Terdiri dari kelas Filicinae (paku-pakuan).

E.       KESIMPULAN
GYMNOSPERMAE
Gymnospermae awal hidup selama periode Mississipi dan Pensylvania, bersama dengan tumbuhan paku Lycopsida dan sphenopsida, turut berperan dalam pembentukan batubara. Akhir periode Misissipi muncul Konifer. Konifer merupakan Gymnospermae tertua dan terbesar.

ANGIOSPERMAE
Angiospermae muncul pada endapan Jura, akhir era Mesozoic menjadi Tumbuhan dominan, ± 250.000 spesies ditemukan hidup dan sekarang ± 34.000 species dijumpai masih hidup.



DAFTAR PUSTAKA

Campbell, neil A. dkk. Biologi edisi kelima – jilid 2. Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama.
wikipedia.org
google.com/evolusi_tumbuhan.html.